Rabu, 18 April 2012

WANITA berpakaian Sempit SEPERTI TELANJANG



Dua golongan orang yang merupakan calon pengisi neraka yang belum saya lihat mereka itu : Laki-laki yang memiliki cemeti/ cambuk bagaikan ekor sapi yang dengannya mereka memukuli orang, dan wanita-wanita yang kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang) mailat mumilat (menyimpang dari kebenaran dan mengajak orang lain untuk menyimpang) (HR Muslim dan lainnya).
Sabdanya,” kasiyat ‘ariyat,” telah ditafsirkan:
1. Bahwa mereka itu berpakaian dengan pakaian pendek yang tidak menutupi aurat yang harus ditutup,
2. dan ditafsirkan bahwa mereka mengenakan pakaian tipis yang tidak menutupi kulitnya dari pandangan di baliknya,
3. dan ditafsirkan juga bahwa mereka mengenakan pakaian ketat yang memang menutupi kulit dari pandangan namun tetap menampakan lekuk dan bentuk kemolekan tubuh wanita.
Oleh sebab itu tidak boleh bagi wanita mengenakan pakaian-pakaian ketat/sempit ini kecuali hanya di hadapan suaminya saja, karena di antara suami isteri tidak ada aurat, berdasarkan firman-Nya:
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ
المؤمنون 5-6
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela (Al Mu’minun 5-6).
Dan Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata : Saya mandi janabat bersama Rasulullah r dari satu wadah (air), tangan kami saling rebutan di dalamnya. Maka seseorang dengan isterinya tidak ada aurat diantara mereka berdua. Adapun di hadapan laki-laki mahramnya (selain suami maksudnya, pent) maka dia (wanita) wajib menutupi auratnya (sebagaimana mestinya, pent), dan pakaian sempit itu tidak boleh dia pakai di hadapan laki-laki mahramnya ataupun di hadapan wanita bila pakaian tersebut terlalu sempit/ketat sekali yang menampakkan kemolekan tubuh wanita tersebut. (Fatawa Asy Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin 2/825-826)
Syaikh Shalih Al Fauzan Ditanya : Apakah wanita yang memakai pakaian sempit di hadapan wanita lagi tergolong wanita yang disabdakan oleh Rasulullah Saw:
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا…؟
“…dan wanita-wanita yang kasiyat ‘ariyat mailat mumilat, kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan merasakan baunya surga…” ?
Tidak ragu lagi bahwa perlakuan wanita memakai pakaian yang ketat/sempit yang menampakkan kemolekan badannya adalah tidak boleh. Dia tidak boleh mengenakannya kecuali di hadapan suaminya saja, adapun di hadapan selain suaminya maka itu tidak boleh (haram), meskipun di hadapan para wanita, karena dia berarti telah menjadi contoh yang sangat buruk sekali bagi yang lainnya bila mereka melihatnya memakai pakaian seperti ini, mereka akan ikut-ikutan menirunya.
Dan juga dia itu diperintahkan menutupi auratnya dengan kain yang longgar dan menutupi dari semua orang, kecuali dari suaminya. Dia harus menutupi auratnya dari pandangan wanita sebagaimana dia menutupinya dari pandangan laki-laki (mahramnya) kecuali yang biasa nampak dari wanita seperti wajah, kedua tangan dan kedua telapak kaki yang memang dibutuhkan untuk dibuka. (Al Muntaqa Min Fatawa Fadlilati Asy Syaikh Shalih Ibni Fauzan Ibni Abdillah Al Fauzan

Minggu, 15 April 2012

Yang Harus Diperhatikan Saat Ingin Mengajak Mantan Balikan

Meski sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun putus dengan mantan, bayangan si dia masih tergambar jelas. Anda pun terbesit pikiran untuk mendekati si mantan lagi. Namun, sebelum mengajak seorang pria balikan, perhatikan hal-hal berikut ini.

1. Pikirkan Terlebih Dahulu
Sebelum memutuskan mendekati si mantan lagi, pikirkan baik-baik dan tanyakan pada diri sendiri dua pertanyaan ini. Pertama, apakah apakah Anda benar-benar memendam perasaan untuknya atau hanya bosan dengan kesendirianAnda? Kedua, apakah Anda dan dia sewaktu pacaran dalam hubungan yang sehat? Jawablah dengan jujur untuk menghindari Anda terjerat lagi pada situasi buruk nantinya.

2. Kembali Berkomunikasi
Jika Anda yakin ingin mendekati si mantan lagi, mulailah membangun komunikasi dengannya. Di era teknologi dan jejaring sosial saat ini, akan sangat mudah mencari dan menghubungi si mantan. Untuk kesan lebih santai, Anda bisa menyapa si dia di Facebook, sekaligus melihat status relationshipnya. Ingat, jika Anda tahu dia sudah memiliki kekasih, urungkan niat untuk mendekatinya. Namun jika tidak ada tanda-tanda bahwa ia memiliki pacar, Anda bisa terus melanjutkan misi Anda.

Anda bisa mulai menyapanya dengan kalimat singkat seperti 'Hai, apa kabar?' Lihat jawabannya. Jika dia hanya menjawab pendek dan singkat seperti 'Aku baik-baik saja', ini merupakan pertanda buruk. Jika dia menjawab dan menanyakan kembali kabar Anda, ini merupakan 'lampu hijau' dan Anda bisa melanjutkan obrolan dengannya lewat telepon, SMS atau BBM.

3. Ajak Si dia Bertemu
Setelah seminggu atau dua minggu Anda menjalin komunikasi lewat telepon dan pesan singkat, saatnya untuk bertemu langsung. Agar tidak terlalu formal dan suasana tetap santai, lakukan pertemuan di siang hari di coffe shop. Tempat lain yang bisa Anda kunjungi adalah restoran favorit Anda dan si dia. Kenangan indah sewaktu pacaran dulu, akan kembali lagi pada hari itu.

4. Obrolan Santai
Mengungkit kenangan indah akan membuat suasana pertemuan Anda dan si dia semakin hangat. Untuk itu hindari mengenang masalah yang dulu-dulu, yang hanya membuat suasana canggung dan bisa bikin si dia ilfil.

5. Jangan Terburu-buru Menyatakan Perasaan Anda
Sama seperti orang PDKT atau pendekatan, jangan terburu-buru mengungkapkan perasaan Anda. Lihat dulu perubahaannya. Jika dulu Anda putus darinya karena kebiasaannya yang suka pesta, lihatlah apakah si dia telah berubah. Jika ia belum berubah, kembali lagi tanyakan pada diri Anda, apakah Anda yakin bisa menerima kebiasaannya tersebut. Namun, jika dia telah berubah, pertanda bagus karena Anda tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menungungkapkan perasaan cinta Anda padanya. (By:wolipop.com)

Selasa, 10 April 2012

Meraih Surga Dengan Silaturahmi

Dari Abu Hurairah r.a, Rosulullah saw bersabda, “Ada seorang laki-laki bersilaturahim ke saudaranya yang tinggal di desa lain, maka Allah mengutus seorang malaikat untuk menemuinya. Tatkala bertemu dengan lelaki tersebut maka malaikat bertanya, “Hendak kemanakah saudara?” Lelaki tersebut menjawab, “Saya ingin bersilaturahim ke saudaraku di desa ini.” Malaikat kembali bertanya, “Apakah kamu menziarahinya karena ada sesuatu kenikmatan yang akan engkau raih?“ Lelaki tersebut menjawab, “Tidak, saya melakukan silaturahim ini semata-mata kecintaan saya terhadapnya karena Allah.” Malaikat kemudian berkata, “ Sesungguhnya saya diutus Allah untuk menemui kamu untuk menyampaikan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim).
    Sahabat, kehidupan ini merupakan aktivitas sosial yang harus dilakoni oleh setiap manusia karena ia merupakan makhluk sosial yang sangat bergantung terhadap sesama. Kehidupan ini akan sukses bilamana antar individu saling menghormati, menghargai, harmonis, dan bersaudara. Sebaliknya, ia akan gagal bilamana antar individu saling cekcok, buruk sangka, dan egois. Di sinilah perlu adanya perekat jika timbul ketidakharmonisan atau terjadi percekcokan dalam hubungan antara sesama manusia.
Maka, harus dilakukan suatu usaha untuk menentramkan kembali ikatan persaudaraan dengan melakukan silaturahim. Sekilas, silaturahmi merupakan hal yang sepele namun bila kita mau mengkaji dan mentadaburi ayat-ayat Allah swt dan sabda Rosulullah saw maka kita dapatkan keutamaan dan keistimewaan yang membangkitkan semangat salafunas-sholeh (generasi sebelum kita) untuk berlomba-lomba menerapkannya. Dalam salah satu perintah-Nya, 
Allah swt berfirman, “Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.” (QS. 4:1).
Dan pada ayat lainnya Allah menguatkan, “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS. 13:21). Bahkan Rosulullah saw menandaskan bahwa hanya orang-orang yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat yang paling gigih menerapkannya. Dari Abu Hurairah ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda “… barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka lakukanlah silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalil di atas merupakan landasan syar’i akan perlunya silaturahim antar anggota masyarakat bahkan perintah yang semestinya kita terapkan. Dan bila kita kembali mengkaji dan mentadaburi pedoman hidup kita (Al Qur`an dan As Sunah), maka Allah dan Rosul-Nya tidak semata memerintahkan umatnya untuk menerapkan perintahnya tanpa memberi tahu keutamaan pelaksanaannya dan ancaman meninggalkan atau memutus hubungan silaturahmi.

Keutamaan silaturahmi
Diantara keutamaan yang akan diraih oleh orang yang selalu melakukan silahturahmi :
1. Akan diluaskan rizkinya. Rosulullah saw bersabda, “ Barang siapa yang suka diluaskan rizki dan
dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.”  (HR. Bukhari, Muslim dan
Abu Dawud).
2. Akan diperpanjang umurnya.
3. Akan selalu berhubungan dengan Allah swt. Dari ‘Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda,
"Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang
menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang
memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Akan dimasukan kedalam golongan yang beriman kepada Allah dan hari akherat. Dari Abu Hurairah ra
sesunguhnya Rosulullah saw bersabda, Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka
lakukanlah silaturahmi (HR. Bukhari dan Muslim).

Sedangkan ancaman dan akibat yang akan didapat oleh orang yang memutus hubungan silaturahmi sbb :
1. Akan terputus hubungannya dengan Allah swt.
Rosulullah saw bersabda, "...dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan
hubungan dengannya" (HR. Bukhari, dan Muslim).
2. Tidak termasuk golongan yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat.
3. Akan sempit rizkinya.
4. Akan pendek umurnya.
5. Akan dilaknat oleh Allah dan dimasukan kedalam neraka jahanam. (QS.13:25 & 47:22,23)
6. Tidak masuk surga. Dari Abu Muhammad Jubair bin Mut’im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda,
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Itulah beberapa keutamaan bagi orang yang melakukan silaturahmi dan ancaman bagi orang yang meninggalkannya.

Etika silaturahmi
Dalam melakukan silaturahmi kitapun harus memperhatikan beberapa etika silaturahmi sehingga membuahkan faidah yang baik bagi kedua belah pihak dan tidak mendzolimi teman yang kita ziarahi. Diantara etika tersebut :
1. Silaturahmi yang dilakukan semata-mata karena Allah swt bukan karena dunia atau tujuan lainnya.
Mungkin kisah diatas merupakan gambaran nyata sebagai barometer suri teladan.
2. Membawa hadiah untuk saudara yang akan diziarahi. Rosulullah saw bersabada, Saling berbagi
hadiahlah diantara kalian maka kalian akan saling mencintai.
3. Memperhatikan waktu silaturahmi. bila kita ingin bersilaturahmi maka kita harus memperhatian objek
yang kita akan diziarahi, karena antar individu berbeda dalam jadwal kerja dan aktivitas. Mungkin di
antara mereka ada yang bisa menerima tamu pada waktu asar namun diantara mereka tidak bias
menerimanya.
4. Dan hal yang sangat penting adalah masa ziarah yang kadang kita kebablasan sedangkan tuan
rumah memiliki aktivitas lain yang harus dikerjakan dan malu untuk mengungkapkannya karena takut
akan menimbulkan persepsi negatif penziarah terhadap dirinya.
Inilah beberapa hal tentang silaturahmi, semoga hal ini bisa memacu kita untuk berlomba-lomba dalam menerapkannya, Amin.

PENTINGNYA MENYAMBUNG SILATURAHMI

Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi sosial antar umat manusia. Silaturahmi juga merupakan dalil dan tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang.
Silaturahim termasuk akhlak yang mulia. Dianjurkan dan diseru oleh Islam. Diperingatkan untuk tidak memutuskannya. Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya,
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
Artinya: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad 47:22-23).
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’ 4:1).
Juga sabda Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam ,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.”